Jogjkakarta Agustus 2014, beberapa waktu yang lalu ketika aku keluar rumah melewati beberapa tempat selalu ketemu dengan orang gila atau apa kata lainnya "wong edan". Kalau cerita jaman dulu orang gila selalu di soraki dan dilempari batu oleh banyak anak-anak. atau justru takut karena orangtua selalu menakut-nakuti kalau nangis atau kalau nakal akan dibawa orang gila. Sebenarnya mereka punya keluarga tidak sih....? Pastinya iya...tapi kemungkinan keluarga sudah tidak sanggup lagi menjaganya jadi dibiarkan berkeliaran. Akan tetapi banyaknya orang gila disinyalir karena buangan dari daerah atau kota lain. Karena pernah saya mendengar orang gila berteriak-teriak dengan bahasa sunda , ada yang bahasa tegal juga....
Namanya orang gila jelas sudah taidak punya rasa malu, telanjang, dekil, rambut kusut dan gimbal, meracau tidak karuan, marah-marah gak jelas, ya namanya saja GILA. Kata orang ada kok orang gila kambuhan, artinya pada waktu tertentu dia sadar dan kalau ada tekanan atau masalah dia kumatan atau kambuhan. Bagaimana peran keluarga??? Beberapa dekade yang lalu banyak sekali ditemukan orang tua memasung anaknya karena mengidap gangguan jiwa dan bisa membahayakan orang lain. Banyak kasus ditemukan pemasungan sampai bertahun-tahun. Alasannya karena keluarga sudah tidak sanggup membiayai pengobatan. Atau memang pada dasarnya dari keluarga tidak mampu serta berada jauh dari kota yang tidak ada Rumah Sakit Jiwanya. kasus gangguan jiwa bisa terjadi karena faktor kejiwaan yang tidak stabil, mudah emosi dan lepas kontrol. Karena banyaknya tekanan, beban dan permasalahan menyebabkan kejiwaan terganggu atau frustasi yang pada akhirnya menjadi gila.
ada seorang perempuan pakainnya masih bersih tapi meracau gak karuan sambil mengacung-acungkan tangannya, mungkin ini orang gila baru atau "wong edan anyaran". Kasus tekanan jiwa karena kekecewaan yang berujung pada kasus bunuh diri banyak terjadi. Di Gunung Kidul kasus bunuh diri masih cukup tinggi penyebabnya pun bermacam-macam. Ada yang bunuh diri karena merasa sakit bertahun-tahun tidak sembuh-sembuh, ada yang karena kecewa ditinggal pasangannya pergi dengan orang lain, atau malu karena aibnya terbongkar, tidak lulus sekolah atau tidaknaik kelas juga menjadi alasan bagi anak-anak yang merasa takut, malu juga karena kena marah orang tuanya.
Baiknya....keluarga dekatlah yang mampu memberikan motivasi kepada semua anggota keluarga untuk menghargai hidup apapun kondisinya. Memang tidaklah mudah, karena faktor IMAN yang kurang atau pengetahuan tentang agama juga kurang banyak orang tua yang menjadi temperamen kepada anggota keluarganya jika dihadapkan pada suatu masalah.
Tidak bisa instan karena semua orang tidak mau ada kejadian seperti itu, secara keluargalah yang menjadi kunci penting perkembangan jiwa anak-anak. Anak yang sering kena marah dan kekerasan fisik akan menjadikan anak tersebut penakut, pendiam dan penyendiri. Orang tua yang kurang memperhatikan anak akan menyebabkan pertumbuhan anak tidak terarah apa yang dilihatnya akan dianggap sah-sah saja. Dia akan mencari perhatian diluar rumah sehingga kejiwaan anak menjadi tidak terkendali dan sering membuat masalah.
Kembali ke topik ORANG GILA... Rumah sakit jiwa yang ada juga tidak bisa menerima pasien dengan JAMKESMAS atau ASKES. akan tetapi ada sebuah desa yang membantu salah satu warganya yang membutuhkan biaya perawatan salah satu anggotanya yang terkena tekanan atau gangguan jiwa di RS Jiwa. Ya...bantuan tersebutpun tidak bisa terus-menerus, disini rasa simpati masyarakatlah yang kudu bergerak. Atau dinas sosial terkait yang siap tanggap dengan permasalahan seperti itu. Dengan menampung orang-orang gila yang berkeliaran dan merawat mereka dengan baik. Kira-kira bisa tidak...?
Pasalnya ada kejadian pemerkosaan terhadap wanita gila sampai wanita tersebut hamil. Ya biasanya orang yang lagi mabuklah pelakunya, orang waras mana mau kan. Tingkatan gangguan jiwa paling ringan adalah stress atau frustasi menjadi depresi, mengurung diri akhirnya lupa diri. pikiran mereka gak jalan karena biasanya akan merasa sangat tertekan, terbebani, merasa bersalah, merasa takut berlebihan, menerawang kehal-hal yang tidak nyata dan melihat orang disekitarnya sebagai musuhnya atau orang yang menyebabkan dia kecewa dan sakit hati.
SEHATKAN JIWA DENGAN IKLAS MENJALANI HIDUP.
Mungkin ada pendapat lain, yaaa....mungkin cukuplah kalau ada info tambahan akan aku catat lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar