1. Sebutkan
isi dari Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 ?
Jawaban :
Kami
putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
2.
Apa fungsi Bahasa
Indoensia?
Jawaban
:
a. Lambang kebanggaan nasional
b. Lambang jati diri/identitas nasional
c. Alat pemersatu
d. Alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya
3. Sebutkan apa saja
Kedudukan bahasa Indonesia?
Jawaban :
a.
Bahasa nasional
b. Bahasa negara
4.
Apa yang dimaksud
Bahasa Indenesia sebagai Bahasa Nasional, jelaskan?
Jawaban
:
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional,
alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya.
5.
Apa yang dimaksud
dengan Bahasa Indonesia sebagai lambang
Kebanggan Nasional? Jelaskan!
Jawaban
:
Tidak
semua bangsa di dunia mempunyai bahasa nasional yang dipakai secara luas dan
dijunjung tinggi. Adanya sebuah bahasa yang dapat menyatukan berbagai suku
bangsa yang berbeda merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Ini
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat mengatasi perbedaan yang ada.
6.
Jelaskan Bagaimana Bahasa Indoneisa
sebagai alat pemersatu bangsa !!
Jawaban
:
Sebuah
bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang budaya dan bahasanya berbeda
akan mengalami masalah besar dalam melangsungkan kehidupannya. Perbedaan dapat
memecah belah bangsa tersebut. Dengan adanya bahasa Indonesia yang diakui
sebagai bahasa nasional oleh semua suku bangsa yang ada, perpecahan itu dapat
dihindari karena suku- suku bangsa tersebut merasa satu. Kalau tidak ada sebuah
bahasa, seperti bahasa Indonesia, yang bisa menyatukan suku-suku bangsa yang
berbeda, akan banyak muncul masalah perpecahan bangsa.
Jawaban
:
Indonesia terdiri atas berbangai suku bangsa
yang budaya dan bahasanya berbeda. Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat,
sebuah bangsa memerlukan identitas. Identitas sebuah bangsa bisa diwujudkan di
antaranya melalui bahasanya. Dengan adanya sebuah bahasa yang mengatasi
berbagai bahasa yang berbeda, suku-suku bangsa yang berbeda dapat
mengidentifikasikan diri sebagai suatu bangsa melalui bahasa tersebut.
8. Apa
yang dimaksud dengan Bahasa
Indonesia sebagai Alat Penghubung antar daerah dan Budaya ???
Jawaban
:
Masalah
yang dihadapi bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan budaya dan
bahasa yang berbeda adalah komunikasi. Diperlukan sebuah bahasa yang dapat
dipakai oleh suku-suku bangsa yang berbeda bahasanya sehingga mereka dapat
berhubungan. Bahasa Indonesia sudah lama
memenuhi kebutuhan ini. Sudah berabad-abad bahasa ini menjadi bahasa pergaulan
antaretnis (lingua franca) di wilayah Indonesia.
Jawaban
:
Sebagai
bahasa Negara, bahasa Indonesia dipakai dalam semua urusan yang berkaitan
dengan pemerintahan dan Negara
Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan
Pada tanggal 18 Agustus ditetapkan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat pasal,
yaitu pasal 36, yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”
(Bab XV, Pasal 36).
Jawaban
:
-
Bahasa Sansekerta
-
Bahasa Persia
-
Bahasa Arab
-
Bahasa-bahasa Eropa.
Jawaban :
Dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang),
Talang
Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang),
Kota Kapur
berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan
Karang
Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).
Jawaban :
Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa
Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah
(Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan
prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
13. Jelaskan
mengapa Bahasa Melayu sangat popular pada abad 16 dan 17sebagai bahasa
Perdagangan???
Jawaban:
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan,
yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai
bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik
sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan
terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Jawaban
:
Informasi
dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya,
antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen
(I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919),
Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun
(Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud
Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara,
yaitu bahasa Melayu.
Jawaban
:
Terdapat
baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh,
Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17),
seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu,
Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Jawaban :1) awalan di- dan kata depan di- ditulis serangkai, contoh :dikerjakan (dikerjakan), dirumah (di
rumah), dsb.;
2). Kata ulang ditulis dengan tanda 2, contoh jalan2 (jalan- jalan), kanak2 (kanak-kanak, dsb.; (sayang), pajah (payah), dsb.;3) Huruf oe ditulis u, contoh guru (goeroe), itu (itoe), dsb.;|4) Tanda diakritik/koma ain/trema ‘ ditulis k, contoh kakak (kaka’), makmur (ma’moer), dsb.5) Tahun 1947 diresmikan pemerintahan Belanda Dipelopori oleh Soewandi Ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin disebut juga dengan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
2). Kata ulang ditulis dengan tanda 2, contoh jalan2 (jalan- jalan), kanak2 (kanak-kanak, dsb.; (sayang), pajah (payah), dsb.;3) Huruf oe ditulis u, contoh guru (goeroe), itu (itoe), dsb.;|4) Tanda diakritik/koma ain/trema ‘ ditulis k, contoh kakak (kaka’), makmur (ma’moer), dsb.5) Tahun 1947 diresmikan pemerintahan Belanda Dipelopori oleh Soewandi Ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin disebut juga dengan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
17. Apa yang dimaksud dengan Ejaan Republik, Jelaskan!
Jawaban :
Jawaban :
Ejaan Republik (edjaan
repoeblik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17
Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan
sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen
yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
a) Huruf oe diganti dengan
u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
b) Bunyi hamzah dan bunyi
sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
c) Kata ulang boleh ditulis
dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
d) Awalan di- dan kata
depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Perbedaan-perbedaan antara
ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:
a) huruf ‘oe’ menjadi ‘u’,
seperti pada goeroe → guru.
b) bunyi hamzah dan bunyi
sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘) ditulis dengan ‘k’, seperti pada
kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
c) kata ulang boleh ditulis
dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.
d) awalan ‘di-’ dan kata
depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata
depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-’
pada dibeli, dimakan.
18. Kapan Ejaan Soewandi dig anti dengan
ejaan EYD, dan siapa yang mengganti ??
Jawaban :
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
pada 23 Mei 1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam
bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri
menandai pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan
kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.
19. 1. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan
bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun
Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Disebut
apakah Ejaan tersebut dan apa isinya??
Jawaban :
Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
20. 1. Buku apakah yang sudah diterbitkan Pada
tanggal 12 Oktober 1972, oleh Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan???
Jawaban :
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”
21. Sebutkan Perbedaan-perbedaan antara
EYD dan ejaan sebelumnya ???
Jawaban :
‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘oe’ menjadi ‘u’ : oemoem -> umum
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Kata depan ‘di’ pada contoh “di rumah”, “di sawah”, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara ‘di-’ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
bisa dijadikan referensi pengetahuan dalam memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar, terima kasih.
BalasHapusTerimakasih kedudukan dan sejarah bhs indonesia semakin jelas.
BalasHapusSangat membantu untuk aku yg mau uts yg ga di kasih kisi kisi sma dosennya😅
BalasHapusSebutkan dan jelaskan jenis karya tulis ilmiah
BalasHapus