Kamis, 05 Februari 2015

Mengenal Media Tanam

Mengenal Media Tanam

Pada dasarnya media tanam menyediakan tempat bagi perakaran untuk tumbuh dan menyediakan hara dan nutrisi pula bagi tanaman. Saat kita menanam di pekarangan rumah, atau bercocok tanam di ladang, tentunya kita akan menggunakan tanah yang berada dilokasi sebagai media tanam. Kita hanya perlu memperbaiki kondisi tanah dengan melakukan pengolahan tanah dan pemupukan, hingga tanaman tumbuh dengan baik saat ditanam . Jika menanam didalam pot untuk tanaman hias , atau mungkin untuk tanaman lain yang di aklimatisasikan dari kultur in vitro. Tentunya kita akan memerlukan media tersendiri yang dapat ditempatkan didalam wadah yang akan kita gunakan. Berbagai jenis media dapat kita gunakan dalam hal ini, tetapi pada prinsipnya kita hanya menggunakan media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen bagi perakaran. Penggunaan media yang tepat akan memberikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi tanaman anda.
Berbagai macam media tanam disesuaikan dengan karakter dari tanaman yang akan ditanam, seperti dibawah ini :
1.       Sekam Bakar/Arang Sekam
Sekam bakar atau arang sekam merupakan media tanam yang berasal dari sekam padi yang dibakar. Proses pembakarannya pun tidak dengan sembarang dibakar ^^. Dibutuhkan suatu tungku khusus agar proses pembakaran merata pada seluruh sekam padi yang akan dibakar. Sekam bakar merupakan media yang paling sering digunakan oleh para petani dan hobiis tanaman hias. Keunggulannya adalah bahwa media tanam ini steril, mampu digunakan dalam jangka waktu yang lama (bisa sampai 1 tahun), dan menciptakan aerasi yang sangat baik bagi perakaran tanaman. Tetapi sayangnya, daya retensi media ini dalam menahan air tidaklah lama. Untuk menyiasatinya sekam bakar umumnya dicampur dengan media lain dengan daya pegang air yang lebih baik. Sekam bakar cocok untuk tanaman hias sukulen, seperti adenium dan euphorbia.
2.       Tanah Kebun
Istilah tanah kebun sering digunakan orang untuk menyebut tanah-tanah yang berasal dari sekitar kebun. Tanah-tanah yang berasal dari bawah rumpun bambu merupakan tanah yang mengandung banyak humus dan baik bagi tanaman. Selain tanah dari bawah pohon bambu, tanah dibawah pohon pisang juga mengandung humus dan dapat pula kita manfaatkan. Tanah yang mengandung humus dapat anda perhatikan dari warnanya. Tanah ini berwarna cokelat kehitaman dengan kandungan hara yang cukup baik, serta mampu mengakomodasi air dan oksigen yang memadai bagi tanaman. Selain itu kandungan pasirnya yang cukup banya menjadikan media ini memiliki porositas air yang cukup baik.
Sebelum digunakan baiknya tanah disterilkan dahulu, caranya bisa dengan dikukus menggunakan drum jika dalam jumlah banyak, dikukus dengan panic jika hanya sedikit, bisa juga di jemur dibawah terik matahari akan tetapi ini memakan waktu yang cukup lama. Selain tanah yang berasal dari kebun (tanah dengan kandungan humus), dapat pula digunakan tanah liat atau pasir (tanah pasir) sebagai media campuran (tanah liat atau berpasir dicampur dengan media tanam lain). Tanah liat jarang sekali digunakan sebagai media tanam oleh petani, hal ini disebabkan karena kemampuannya mengikat air dan udara yang sangat kuat. Sejauh pengetahuan saya, tanah liat digunakan sebagai bahan campuran media dengan kompos, pasir, atau pupuk kandang. Berbeda dengan tanah liat, tanah berpasir bersifat sangat porous dan tidak mampu mengikat air dalam jangka waktu lama. Tetapi karena sifatnya itulah udara dapat disuplai bagi perakaran. Tanah berpasir umum dicampur dengan media kompos atau pupuk kandang.
3.       Sekam Padi (Sekam Mentah)
Sekam padi atau lebih dikenal dengan istilah sekam mentah, memiliki kemampuan untuk menyerap dan menahan air dengan cukup baik. Uniknya, media ini rawan terjangkit oleh penyakit karena sifatnya yang lembap. Media ini lebih cocok digunakan untuk tanaman sukulen atau kaktus, dan dapat digunakan di tempat yang kering dan panas.
4.       Cocopeat
Cocopeat merupakan media tanam yang terbuat dari sabut kelapa dan diolah sedemikian rupa. Media ini memiliki kapasitas menahan air yang cukup baik. Media ini bersifat lembap dan sesuai untuk digunakan pada daerah yang panas dan kering. Umumnya cocopeat lebih sering digunakan dalam kombinasi dengan jenis media tanam lain. Kekurangan dari cocopeat sebagai media tanam disebabkan oleh sifatnya yang mudah lapuk, sehingga anda perlu melakukan penggantian media apabila media ini dirasa telah lapuk. Untuk menyiasatinya, kombinasikan dengan media lain agar pergantian media tidak terlalu sering.
5.       Pakis
Pakis merupakan media tanam yang sering digunakan dalam campuran media tanam untuk aglaonema dan anthurium . Porinya yang banyak memudahkan daerah perakaran untuk tumbuh dan berkembang. Kemampuannya menahan air yang diiringi dengan drainase terhitung sangat baik. Berbeda dengan cocopeat, media ini lebih lama bertahan (tidak mudah lapuk) dan mampu memberikan hara bagi tanaman.
6.       Pasir Malang
Pasir malang merupakan media dengan bobot yang cukup berat dibandingkan dengan media yang lain. Pasir malang digunakan untuk memudahkan air keluar dari dalam pot karena porositasnya yang cukup baik. Hanya saja media ini tidak digunakan secara mandiri, tetapi digunakan dengan campuran dari media sekam bakar, kompos, atau pupuk kandang.
7.       Kompos
Kompos merupakan sisa tumbuhan atau sampah yang telah melapuk dan umum digunakan sebagai pupuk organik. Saat ini banyak kompos kemasan yang telah disterilkan dan dijual di pasaran sehingga memudahkan anda untuk menggunakannya. Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam adalah kompos yang tidak berbau, bertekstur remah, dan berwarna cokelat kehitaman. Kompos bisa kita dapatkan di toko pertanian atau kios penjual tanaman hias.
8.       Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang telah matang. Bisa saja berasal dari kotoran ayam, sapi, domba, dan sebagainya. Perlu diingat bahwa kotoran hewan dan pupuk kandang tidaklah tepat sama. Untuk menghasilkan pupuk kandang, anda memerlukan waktu cukup lama agar kotoran hewan bisa berfermentasi hingga akhirnya tidak bau dan bertekstur remah. Jangan anda gunakan kotoran hewan yang masih panas (dalam artian baru ‘keluar’), sebagai pupuk kandang, karena tanaman bisa terbakar (hangus) karena kandungan amonia yang cukup tinggi dari kencing atau kotoran ternak. Saat pupuk kandang telah matang, anda dapat menggunakannya dengan mencampurnya dengan media tanam lain . Pupuk kandang mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak, dan yang terpenting, tanaman dapat menyerap kandungan unsur hara yang ada didalamnya.

sumber :
https://agriculturalnotes.wordpress.com/2010/06/24/jenis-dan-macam-media-tanam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar