Mengenal Media Tanam
Pada dasarnya media tanam
menyediakan tempat bagi perakaran untuk tumbuh dan menyediakan hara dan nutrisi
pula bagi tanaman. Saat kita menanam di pekarangan rumah, atau bercocok tanam
di ladang, tentunya kita akan menggunakan tanah yang berada dilokasi sebagai
media tanam. Kita hanya perlu memperbaiki kondisi tanah dengan melakukan
pengolahan tanah dan pemupukan, hingga tanaman tumbuh dengan baik saat ditanam
. Jika menanam didalam pot untuk tanaman hias , atau mungkin untuk tanaman lain
yang di aklimatisasikan dari kultur in vitro. Tentunya kita akan memerlukan
media tersendiri yang dapat ditempatkan didalam wadah yang akan kita gunakan.
Berbagai jenis media dapat kita gunakan dalam hal ini, tetapi pada prinsipnya
kita hanya menggunakan media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan
oksigen bagi perakaran. Penggunaan media yang tepat akan memberikan
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi tanaman anda.
Berbagai macam media tanam
disesuaikan dengan karakter dari tanaman yang akan ditanam, seperti dibawah ini
:
1.
Sekam Bakar/Arang Sekam
Sekam bakar atau arang sekam merupakan
media tanam yang berasal dari sekam padi yang dibakar. Proses pembakarannya pun
tidak dengan sembarang dibakar ^^. Dibutuhkan suatu tungku khusus agar proses
pembakaran merata pada seluruh sekam padi yang akan dibakar. Sekam bakar
merupakan media yang paling sering digunakan oleh para petani dan hobiis
tanaman hias. Keunggulannya adalah bahwa media tanam ini steril, mampu
digunakan dalam jangka waktu yang lama (bisa sampai 1 tahun), dan menciptakan
aerasi yang sangat baik bagi perakaran tanaman. Tetapi sayangnya, daya retensi
media ini dalam menahan air tidaklah lama. Untuk menyiasatinya sekam bakar
umumnya dicampur dengan media lain dengan daya pegang air yang lebih baik.
Sekam bakar cocok untuk tanaman hias sukulen, seperti adenium dan euphorbia.
2.
Tanah Kebun
Istilah tanah kebun sering
digunakan orang untuk menyebut tanah-tanah yang berasal dari sekitar kebun. Tanah-tanah
yang berasal dari bawah rumpun bambu merupakan tanah yang mengandung banyak
humus dan baik bagi tanaman. Selain tanah dari bawah pohon bambu, tanah dibawah
pohon pisang juga mengandung humus dan dapat pula kita manfaatkan. Tanah yang
mengandung humus dapat anda perhatikan dari warnanya. Tanah ini berwarna
cokelat kehitaman dengan kandungan hara yang cukup baik, serta mampu mengakomodasi
air dan oksigen yang memadai bagi tanaman. Selain itu kandungan pasirnya yang
cukup banya menjadikan media ini memiliki porositas air yang cukup baik.
Sebelum digunakan baiknya tanah
disterilkan dahulu, caranya bisa dengan dikukus menggunakan drum jika dalam
jumlah banyak, dikukus dengan panic jika hanya sedikit, bisa juga di jemur
dibawah terik matahari akan tetapi ini memakan waktu yang cukup lama. Selain
tanah yang berasal dari kebun (tanah dengan kandungan humus), dapat pula
digunakan tanah liat atau pasir (tanah pasir) sebagai media campuran (tanah
liat atau berpasir dicampur dengan media tanam lain). Tanah liat jarang sekali
digunakan sebagai media tanam oleh petani, hal ini disebabkan karena
kemampuannya mengikat air dan udara yang sangat kuat. Sejauh pengetahuan saya,
tanah liat digunakan sebagai bahan campuran media dengan kompos, pasir, atau
pupuk kandang. Berbeda dengan tanah liat, tanah berpasir bersifat sangat porous
dan tidak mampu mengikat air dalam jangka waktu lama. Tetapi karena sifatnya
itulah udara dapat disuplai bagi perakaran. Tanah berpasir umum dicampur dengan
media kompos atau pupuk kandang.
3.
Sekam Padi (Sekam Mentah)
Sekam padi atau lebih dikenal
dengan istilah sekam mentah, memiliki kemampuan untuk menyerap dan menahan air
dengan cukup baik. Uniknya, media ini rawan terjangkit oleh penyakit karena
sifatnya yang lembap. Media ini lebih cocok digunakan untuk tanaman sukulen
atau kaktus, dan dapat digunakan di tempat yang kering dan panas.
4.
Cocopeat
Cocopeat merupakan media tanam
yang terbuat dari sabut kelapa dan diolah sedemikian rupa. Media ini memiliki
kapasitas menahan air yang cukup baik. Media ini bersifat lembap dan sesuai
untuk digunakan pada daerah yang panas dan kering. Umumnya cocopeat lebih
sering digunakan dalam kombinasi dengan jenis media tanam lain. Kekurangan dari
cocopeat sebagai media tanam disebabkan oleh sifatnya yang mudah lapuk,
sehingga anda perlu melakukan penggantian media apabila media ini dirasa telah
lapuk. Untuk menyiasatinya, kombinasikan dengan media lain agar pergantian
media tidak terlalu sering.
5.
Pakis
Pakis merupakan media tanam yang
sering digunakan dalam campuran media tanam untuk aglaonema dan anthurium .
Porinya yang banyak memudahkan daerah perakaran untuk tumbuh dan berkembang.
Kemampuannya menahan air yang diiringi dengan drainase terhitung sangat baik.
Berbeda dengan cocopeat, media ini lebih lama bertahan (tidak mudah lapuk) dan
mampu memberikan hara bagi tanaman.
6.
Pasir
Malang
Pasir malang merupakan media
dengan bobot yang cukup berat dibandingkan dengan media yang lain. Pasir malang
digunakan untuk memudahkan air keluar dari dalam pot karena porositasnya yang
cukup baik. Hanya saja media ini tidak digunakan secara mandiri, tetapi
digunakan dengan campuran dari media sekam bakar, kompos, atau pupuk kandang.
7.
Kompos
Kompos merupakan sisa tumbuhan
atau sampah yang telah melapuk dan umum digunakan sebagai pupuk organik. Saat
ini banyak kompos kemasan yang telah disterilkan dan dijual di pasaran sehingga
memudahkan anda untuk menggunakannya. Kompos yang baik untuk digunakan sebagai
media tanam adalah kompos yang tidak berbau, bertekstur remah, dan berwarna
cokelat kehitaman. Kompos bisa kita dapatkan di toko pertanian atau kios
penjual tanaman hias.
8.
Pupuk
Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk
yang berasal dari kotoran hewan yang telah matang. Bisa saja berasal dari
kotoran ayam, sapi, domba, dan sebagainya. Perlu diingat bahwa kotoran hewan
dan pupuk kandang tidaklah tepat sama. Untuk menghasilkan pupuk kandang, anda
memerlukan waktu cukup lama agar kotoran hewan bisa berfermentasi hingga
akhirnya tidak bau dan bertekstur remah. Jangan anda gunakan kotoran hewan yang
masih panas (dalam artian baru ‘keluar’), sebagai pupuk kandang, karena tanaman
bisa terbakar (hangus) karena kandungan amonia yang cukup tinggi dari kencing
atau kotoran ternak. Saat pupuk kandang telah matang, anda dapat menggunakannya
dengan mencampurnya dengan media tanam lain . Pupuk kandang mampu memperbaiki
struktur tanah yang rusak, dan yang terpenting, tanaman dapat menyerap kandungan
unsur hara yang ada didalamnya.
sumber :
https://agriculturalnotes.wordpress.com/2010/06/24/jenis-dan-macam-media-tanam/
sumber :
https://agriculturalnotes.wordpress.com/2010/06/24/jenis-dan-macam-media-tanam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar