Selasa, 28 Oktober 2014

Mungkinkah Sholatku belum Benar....???

Mempelajari sholat dengan benar karena selama ini aku sholat seperti yang aku ketahui di buku dan yang bacaannya seperti dibuku. Karena ada alternatif-alternatif bacaannya dan tidak apa-apa boleh pilih salah satu. Seperti doa iftitah ada doa iftitah lainnya.

I.                    Alat Bersuci
Alat bersuci terdiri dari air, debu, dan batu atau benda padat.
-          Air
Air sebagai alat bersuci paling besar peranannya dalam kegiatan bersuci.
Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah : air dari mata air, air sungai, zamzam, air hujan, salju, embun, air laut.
Dan juga air musta’mal yaitu air yang telah digunakan untuk wudlu dan mandi.
Hukumnya sama dengan air mutlak yaitu sah untuk bersuci.
Air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci antara lain : air mutanajjis atau air yang sudah terkena najis, kecuali dalam jumlah yang besar (minimal dua kullah) dan tidak berubah sifat kemutlakannya yakni warna, bau dan rasanya.
-          Debu
Debu yang digunakan untuk bersuci atau bertayamum adalah debu yang suci dan kering. Debu ini bias terletak ditanah, pasir, tembok, atau dinding .
-          Batu atau benda padat lainnya , seperti : daun, kertas tisu, dan semacamnya, digunakan khususnya ketika tidak ada air .
II.                  Berwudlu
-          Niat Berwudlu karena Allah semata dan dibaca dalam hati dan tidak perlu dilafalkan. Rasulullah saw sendiri hanya menuntunkan untuk mengucapkan bismillah , sabdanya : “Berwudlu’lah dengan bismillah
-          Membasuh telapak tangan tiga kali sambil menyela nyelai jari-jemari atau sedikit menggosoknya.
-          Berkumur-kumur secara sempurna sambil memasukan air kehidung dan kemudian menyemburkannya sebanyak tiga kali .
-          Membasuh wajah tiga kali secara merata sambil mengucek ujung bagian dalam kedua mata
-          Membasuh tangan kanan sampai siku tiga kali, kemudian tangan kiri dengan cara yang sama. Beliau memotivasi umatnya agar senantiasa menyempurnakan wudlu dengan cara melebihkan basuhan.
-          Mengusap kepala sekaligus telinga, cukup satu kali. Kepala yang dimaksudkan bukan hanya rambutnya tapi sampai ke telinga dan tengkuknya. Kalau memakai sorban cukup dengan mengusap-usap ubun-ubunnya dan atas sorbannya.
-          Membasuh kaki kanan sampai dua mata kaki sambil menyela nyela jari jemari kakinya sebanyak tiga kali, kemudian kaki kiri dengan gerakan yang sama.
-          Tertib .
-          Berdoa setelah wudlu sambil menghadap kiblat.
-           
III.                Yang membatalkan wudlu
Ada lima hal yang membatalkan wudlu yaitu :
1.       Keluarnya sesuatu dari dua lobang bawah yakni qubul (lobang kemaluan) dan dubur (lobang pantat atau anus) baik yang berhadats kecil maupun berhadats besar (junub). Hadats kecil yakni berak, kencing, kentut, madzi, wadi dan istihadlhah (darah yang keluar terus menerus diluar waktu hadi atau nifas biasanya kekuningan, dingin,cair (tidak kental)dan yang pasti bukan darah haid)
2.       Tidur nyenyak dalam keadaan berbaring, bila dalam keadaan duduk tidak apa-apa.
3.       Menyentuh kemaluan tanpa alas atau pembatas.
4.       Hilang akal , seperti gila, pingsan atau mabuk .
5.       Bersentuhan antara pria dan wanita yang bukan mahramnya.
IV.                Mandi
Mandi atau biasa disebut dengan mandi besar atau mandi Junub  adalah membasahi seluruh badan dengan air suci.  Mandi junub wajib dilakukan apabila keluar mani, selesai bersenggama, selesai haid atau nifas, baru masuk islam, sesudah sadar dari pingsan atau gila, dan meninggal dunia.
Tata cara mandi Junub :
-          Niat mandi junub karena Allah semata dengan tanpa dilisankan dan cukup membaca basmalah.
-          Mencuci kedua tangan .
-          Mencuci farji (kemaluan ) dengan tangan kiri dengan tanah atau cukup digantikan dengan sabun mandi .
-          Berwudlu seperti wudlu untuk shalat.
-          Menyiramkan air ke kepala secara merata (keramas) sambil menguceknya sampai dasar kulit kepala. Bagi wanita berambut panjang jika kerepotan bias menggulungnya kemudian menyiramnya.
-          Menyiramkan air keseluruh tubuh atau badan (mandi) sampai rata yang dimulai dari kanan kemudian kiri. Rasulullah mengakhiri mandinya dengan mencuci kaki.
V.                  Tayammum
Tayammum dilakukan sebagai pengganti wudlu dan mandi besar bila ada halangan seperti sakit atau ketiadaan air untuk bersuci, misalnya musafir.
Tata cara tayammum :
-          Mengucap basmalah sambil meletakkan kedua telapak tangan ditanah atau didinding kemudian meniup debu yang menempel di kedua telapak tangan tersebut.
-          Mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah satu kali, kemudian langsung mengusapkan ke tangan kanan lalu kiri cukup sampai pergelangan telapak tangan masing - masing satu kali .
VI.                Hal-hal yang membatalkan tayammum
-          Semua hal yang membatalkan wudlu
-          Menemukan air suci sebelum mengerjakan shalat. Jika menemukan air setelah bertayammum tapi belum shalat dia wajib berwudlu dengan air.
-          Habis masa berlakunya, yakni satu tayammum untuk satu shalat.

Shalat

Shalat berarti doa atau rahmat.
Sesungguhnya do’amu itu (menjadikan) tentram jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ” QS. Al-Tawbah/9:103.
Sedangkan dalam arti rahmat ,
Suatu ibadah yang terdiri dari ucapan dan perbuatan tertentu yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam. “ QS. Al-Ahzab/33:43.
                Shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT yang perintahnya langsung diterima Rasulullah saw pada malam Isra’-Mi’raj. QS. Al-Isra’/17:1.
                Shalat merupakan tiang agama. Sebagai tiang agama shalat harus selalu ditegakkan dalam keadaan apapun dalam sakit, musafir atau perjalanan, bahkan saat perang. Untuk itulah Allah SWT berfirman:
Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Bedirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” ( QS. Al-Baqarah/2:238-239)
                Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat. HHR. Al-Tirmidzi, al-Nasa’I, Ibn Majah, Ahmad dan al-Thabrani), “ Yang pertama kali dihisab (amalan) seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya…..”
VII.              Syarat Sahnya Shalat
1.       Sudah masuk waktu, Yang didahului dengan suara Adzan atau dengan jadwal waktu shalat yang dibuat oleh para ahli hisab atau cukup dengan dugaan kuat.
2.       Suci dari najis dan hadats kecil dan besar dan dianjurkan memakai wangi wangian yang tidak menyengat.
3.       Menutup aurat. Berpakaian yang baik dan rapi, serta menutup aurat setiap hendak shalat. Batas aurat laki-laki yang wajib ditutupi adalah dari pusar sampai lutut. Aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangannya.
4.       Menghadap kearah Masjidil Haram. Jika dalam keadaan darurat seperti didalam kendaraan dibolehkan shalt tidak mengahdap kiblat dengan syarat diusahakan lebih dahulu untuk menghadap kiblat.
VIII.            Azan dan Iqamah
Azan adalah pemberitahuan tentang talah masuknya waktu shalat fardlu dan ssekaligus seruan/ ajakan untuk mendirikan shalat dengan lafal khusus. Azan pada waktu subuh, sunnah mengumandangkan azan dua kali yakni sebelum terbit fajar (sebelum masuk waktu shalat subuh) dan pas masuk waktu shalat Subuh. Bagi yang mendengarkan azan untuk membaca secara lirih mengikuti bacaan azan muazin, kecuali pada ucapan : Hayya ‘ala sh-Shalah dan Hayya ‘alal-falah, yakni dengan mengucapkan : La Hawla wala quwwata illa billah.  Selesai azan hendaknya muazin bershalawat kepada Nabi saw.
Iqamah adalah lafal-lafal tertentu sebagai tanda bahwa shalat akan segera didirikan.
IX.                Tata cara shalat Nabi saw.
1.       Niat di dalam hati ssecara ikhlas karena Allah semata.
2.       Berdiri sempurna menghadap kea rah qiblat bagi yang mampu berdiri. Jika dalam keadaan tertentu tidak bias berdiri diperbolehkan duduk atau berbaring jika tidak bias duduk.
3.       Bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar atau biasa disebut takbiratul-ihram .
Tata caranya adalah 1) mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan bahu sekaligus, sambil bertakbir. 2)Meletakkan tangan kanan diatas punggung pergelangan dan lengan kiri dan mengencangkan keduanya di atas dada. 3)Pandangan kearah tempat sujud, tidak boleh menutup mata, tidak boleh menengadah ke atas dan tidak memalingkan pandangan ke kanan kiri. 4) Membaca salah satu do’a iftitah
Doa Iftitah….
a.       “ Allaahu akbar kabiiraaw wal hamdu lillaahi katsiraw wasub-haanallaahi bukrataw wa ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal-ardha, haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaati wanusukii wamah yaaya wama maatii lillaahi rabbil ‘alaamiina. Laasyariika lahu wabidzaalika umirtu wa ana minal muslimiina.”
b.      “ Allaah-humma baa-’id bai-nii wa bai-na kha-thaa-yaa-ya kamaa baa-’ad-ta bai-nal masy-riqi wal magh-rib. Allaah-humma naqqi-nii min khathaa-yaa-ya kamaa yunaq-qats-tsaubul ab-ya-dlu minad danas. Allaah-hummagh-sil-nii min khathaa-yaa-ya bil maa-i wats-tsalji wal barad. ” (HR. Bukhari dan Muslim)
c.       “ Subhaana-kallaah-humma wa biham-dika wa tabaa-rakas-muka wa ta-’aa-laa jadduka wa laa-ilaaha ghai-ruk. “(HR. Abu Daud dan dishahihkan Al Albani)
d.      “ Allaahu akbar kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wa subhaa-nallaa-hi buk-rataw wa ashii-laa. “(HR. Muslim)
e.      “ Allaa-humma rabba jib-riila wa mii-kaa-iil wa israafiil. Faa-thiras samaa-waati wal ardl. ‘aali-mal ghai-bi was syahaa-dah. Anta tahkumu bai-na ‘ibaa-dik fii-maa kaa-nuu fiihi yakh-tali-fuun. Ihdi-nii limakh-tulifa fiihi minal haqqi bi-idznik. Innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shiraa-tim mustaqiim. “ , doa iftitah ini yang dibaca rasulullah saat shalat malam.
4.       Membaca Surat Al-Fatihah secara tartil (jelas dan perlahan) dengan sebelumnya bermohon perlindungan dengan membaca ta’awwudz tanpa dikeraskan lalu membaca basmalah. Setelah membaca Surat Al-Fatihah langsung membaca Amin. Dilanjutkan dengan membaca surat atau kelompok ayat yang mudah dalam Al-Qur’an tanpa mengeraskan basmalah.
5.       Ruku’. Angkat kedua tangan seperti takbiratul-ihram sambil bertakbir : Allahu Akbar menuju ke posisi ruku’. Membungkukkan badan dengan kedua tangan pada kedua lutut dalam keadaan menggenggam, sehingga siku sudut ruku’ diperkirakan 90 derajat bujur sangkar.
Bacaan saat Ruku’ :
”Sub hana rabbiyal’adhim” (3x) (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung”) (Dibaca 3 kali)
atau
”Sub hana rabbiyal’adhimi wabihamdih” (3x) (”Mahasuci dan Mahaagung Allah, segala puji bagiNya”)
atau
”Sub hanaka allahumma wabihamdika allahummagh firli” (”Mahasuci Engkau wahai Thuhan dan dengan memujiMu ampunilah aku”)
6.       I’tidal setelah ruku’ yakni berdiri tegak (I’tidal) dengan sempurna dan tenang (thuma’ninah). Dan membaca: ”Sami allahu liman hamidah” (Allah mendengar ornag yang memujiNya”) (HR Bukhari & Muslim.
Setelah posisi berdiri tegak membaca doa : “ Rabbanaaa lakal hamdu mil-as-samaawaati wa mil-al-ardhi wa mil-a maa syik-ta min syai-im ba’du “(HR. Muslim dan Abu Awanah.
Posisi tangan tegak lurus tidak bersedekap di dada.
7.       Bertakbir, tanpa mengangkat tangan lalu posisi sujud.
Dalam posisi sujud membaca doa : pilih salah satu atau dibaca bergantian pada saat shalat fardlu lainnya (subuh, duhur, ashar, maghrib atau isya’) atau shalat sunnah lain.
·         Subhaana rabbiyal a’laa (3 kali)
·         Subhaana rabbiyal a’laa wa bihamdih (3 kali)
·         Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati war ruuh
·         Subhaa-nakallahumma rabbanaa wa biham-dika allaahum-maghfil-lii 
·          Allahummagh-fir-lii dzan-bii kullahuu, diqqahuu, wa jullahuu, wa awwa-lahuu, wa aa-khirahuu, wa ‘alaa-niya-tahuu wa sirrahuu
·         Allahumma laka sajad-tu, wa bika aamantu, wa laka aslam-tu. Sajada wajhii lilladzii khala-qahuu, wa shawwa-rahuu, wa syaqqa sam’ahuu wa basharahuu, tabaarakallahu ahsanul khaaliqiin.
·          Subhaana dzil jabaruut, wal malakuut, walkibriyaa, wal ‘adzamah.

Ada juga Doa sujud yang dibaca saat shalat malam :
·         Subhaanaka allahumma wa bihamdika laa ilaaha illa anta
·         Allahummagh-firlii maa asrar-tu wa maa a’lantu
·         Allahumma innii a-’uudzu bi ridhaa-ka min sakhatik, wa bi mu’aafatika min ‘uquubatik, wa a-’uudzu bika min-ka, laa uh-shii tsa-naa-an ‘alaika anta, kamaa ats-naita ‘alaa nafsik.
Posisi sujud dengan meletakkan kedua lutut lebih dahulu lalu kedua tangan, kemudian lejakkan wajah (dahi dan hidung) menempel dilantai alas shalat. Mendahulukan meletakkan lutut sebelum tangan saat sujud. Posisi sujud adalah menempelkan 7 tulang di tanah. Dalama redaksi Muslim yang lain, abi saw memerintahkan supaya sujud dengan menyertakan 7 anggota badan yaitu wajah (dahi dan hidung), kedua tangan, kedua lutut, dan kedua kaki. Kedua siku tidak disebutkan yang menempel karena akan meyerupai binatang dan melanggar hadis yang hanya menyebutkan 7 tulang yang menempel ditanah. Saat sujud, hendaklah meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan kedua telinganya dan wajahnya diletakkan diantara kedua telapak tangannya. Kedua telapak kaki ditegakkan dimana jari-jemarinya dirapatkan dihadapkan ke arah qiblat. Tidak menjadikan lengan sebagai alas atau tidak pula menggenggam kedua tangannya, tapi menuntunkan agar mengangkat kedua siku dari lantai. Merenggangkan keduanya dari ketiak dan lambungnya dan juga merenggangkan kedua pahanya secukupnya, dan tidak menempelkan perut pada kedua pahanya. Mengangkat pantatnya, namun tidak boleh berlebihan dengan menanjangkan sujud hingga perutnya mendekati lantai. Posisi telapak kaki, ditegakkan dimana ujung jari kedua kaki dihadapkan ke qiblat.
Cara sujud perempuan menurut hadis Riwayat Dawud dalam Kitab al-Marasil (87/117) dari Yazid bin Abi Habib bahwa Nabi saw pernah menyuruh seorang wanita untuk merapatkan tangannya ke lambungnya. Amun hadis ini dinilai munaqathi’ (terputus sanadnya) karena mursal.
Nabi saw menganjurkan untuk memperbanyak doa saat sujud karena saat sujud adalah saat seorang hamba dekat dengan Tuhannya dan inilah saat maqbul untuk berdoa.
Setelah itu bangkit dari sujud sambil bertakbir menuju posisi duduk dimana posisi tangan kanan diatas paha-lutut kanan dan tangan kiri diatas paha-lutut kiri. Dan dilarang duduk dengan bertumpu pada tangan .
8.       Duduk tenang diantara dua sujud  dan berdoa :
-          Rabbigh-fir lii, war hamnii, waj-bur nii, war-fa’-nii, wah-di-nii, wa ‘aafi-nii, war-zuq-nii
-          Rabbigh-fir lii.., Rabbigh-fir lii..

9.       Lalu sujudlah untuk kedua kalinya dengan bertakbir dan membaca doa sujud seperti sebelumnya.
10.   Ketika bangkit dari sujud kedua pada rakaat ganjil dan akan berdiri pada rakaat genap, disunnahkan untuk duduk istirahat sejenak kemudian baru berdiri dengan menekankan kedua telapak tangan ditanah lalu meletakkan keduanya pada keduaa paha untuk berdiri dan langsung sedekap tanpa mengangkat tangan. Selanjutnya kerjakan rakaat kedua, hanya saja tidak membaca doa iftitah.
11.   Duduk. Setelah sujud pada rakaat kedua, maka dituntunkan untuk duduk . Dalam posisi duduk tasyahhud awal maka posisi duduknya iftirasy yakni duduk diatas bentangan kaki kiri sementara telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari kanan menghadap qiblat. Dan pada Tasyahhud akhir maka posisi duduknya tawarruk yakni pangkal paha atas (pantat) yang kiri duduk bertumpu pada lantai sedangkan posisi kanan sama dengan tahiyat awal.  Didasarkan pada HR. Al-Bukhari bahwa ketika Abu Humayd al-Sa’idi ra duduk bersama para sahabat, beliau berkata : “ Saya lebih hapal dari kalian tentang shalat Rasulullah saw…. Dan apabila beliau duduk pada rakaat kedua, beliau duduk diatas kaki kirinya dan menegakkan (telapak kaki) kanannya, dan apabila duduk pada rakaat yang terakhir, beliau memajukan kaki kirinya dan duduk bertumpu pada pantatnya. (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, Ibn Khuzaymah, al-Bayhaqi dan Ibn Hibban)
12.   Pada saat Tahiyyat posisi jari tangan kiri terjulur diatas tempurung lutut, sedangkan jari-jari tangan kanan dalam posisi mengepal kecuali jari telunjuk yang menunjuk kearah qiblat untuk berdoa.

Bacaan Tahiyyat Awal : “ Attahiyatul mubarakatus solawatut taiyibatu laillah. Assalamu'alaika aiyuhan nabiyu warahmatullayhi wabarakatuh. Assalamu'alaina wa'la 'ibadillahis salihin. Asyahadu alla illaha illallah. Wa'asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Allahumma solli'ala Muhammad .”

Setelah membaca tahiyyatul awal kembali berdiri dan dilanjutkan dengan rakaat ketiga dan diawali dengan takbir sambil mengangkat tangan sejajar dengan bahu dan telinga, kemudian membaca Al-Fatihah saja.
Pada Rakaat terakhir setelah membaca tahiyyat akhir dan shalawat, dianjurkan berdoa dari 4 hal dengan membaca :
ALLÓHUMMA INNÍ  A’ÚDZUBIKA MIN ‘ADZÁBIL QOBRI WAMIN ‘ADZÁBI JAHANNAM, WAMIN FITNATIL MAHYÁ WA MAMÁTI WAMIN SYARRI FITNATIL MASHIHID DAJJÁL.
Artinya:“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”
Setelah itu bacaalah doa pendek sekehendak hati atau seperti tuntunan Nabi saw kepada Bau Bakar al-Shidiq

Bacaan Tahiyyat Akhir : “ Attahiyatul mubarakatus solawatut taiyibatu laillah. Assalamu'alaika aiyuhan nabiyu warahmatullayhi wabarakatuh. Assalamu'alaina wa'la 'ibadillahis salihin. Asyahadu alla illaha illallah. Wa'asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Allahumma solli'ala Muhammad wa'ala aliMuhammad. Kama sollaita'ala Ibrahim wa'ala aliIbrahim. Wabarik 'ala Muhammad wa'ala aliMuhammad. Kama barakta 'ala Ibrahim wa'ala aliIbrahim. Fil 'alamina innaka hamidummajid. “


Setelah membaca Tahiyyat Akhir, akhiri dengan dua salam. Salam pertama diikuti dengan kepala menoleh ke kanan  sampai pipimu terlihat dari belakang salam kedua diikuti dengan kepala menoleh kekiri .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar