Mempelajari sholat dengan benar karena selama ini aku sholat seperti yang aku ketahui di buku dan yang bacaannya seperti dibuku. Karena ada alternatif-alternatif bacaannya dan tidak apa-apa boleh pilih salah satu. Seperti doa iftitah ada doa iftitah lainnya.
I.
Alat Bersuci
Alat bersuci terdiri dari air, debu, dan batu atau benda padat.
-
Air
Air sebagai alat bersuci paling besar peranannya dalam kegiatan bersuci.
Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah : air dari mata air, air
sungai, zamzam, air hujan, salju, embun, air laut.
Dan juga air musta’mal yaitu air yang telah digunakan untuk wudlu dan
mandi.
Hukumnya sama dengan air mutlak yaitu sah untuk bersuci.
Air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci antara lain : air mutanajjis
atau air yang sudah terkena najis, kecuali dalam jumlah yang besar (minimal dua
kullah) dan tidak berubah sifat kemutlakannya yakni warna, bau dan rasanya.
-
Debu
Debu yang digunakan untuk bersuci atau bertayamum adalah debu yang suci
dan kering. Debu ini bias terletak ditanah, pasir, tembok, atau dinding .
-
Batu atau benda padat lainnya , seperti : daun,
kertas tisu, dan semacamnya, digunakan khususnya ketika tidak ada air .
II.
Berwudlu
-
Niat Berwudlu karena Allah semata dan dibaca
dalam hati dan tidak perlu dilafalkan. Rasulullah saw sendiri hanya menuntunkan
untuk mengucapkan bismillah , sabdanya : “Berwudlu’lah
dengan bismillah”
-
Membasuh telapak tangan tiga kali sambil menyela
nyelai jari-jemari atau sedikit menggosoknya.
-
Berkumur-kumur secara sempurna sambil memasukan
air kehidung dan kemudian menyemburkannya sebanyak tiga kali .
-
Membasuh wajah tiga kali secara merata sambil
mengucek ujung bagian dalam kedua mata
-
Membasuh tangan kanan sampai siku tiga kali,
kemudian tangan kiri dengan cara yang sama. Beliau memotivasi umatnya agar senantiasa
menyempurnakan wudlu dengan cara melebihkan basuhan.
-
Mengusap kepala sekaligus telinga, cukup satu
kali. Kepala yang dimaksudkan bukan hanya rambutnya tapi sampai ke telinga dan
tengkuknya. Kalau memakai sorban cukup dengan mengusap-usap ubun-ubunnya dan
atas sorbannya.
-
Membasuh kaki kanan sampai dua mata kaki sambil
menyela nyela jari jemari kakinya sebanyak tiga kali, kemudian kaki kiri dengan
gerakan yang sama.
-
Tertib .
-
Berdoa setelah wudlu sambil menghadap kiblat.
-
III.
Yang membatalkan wudlu
Ada lima hal yang membatalkan wudlu yaitu :
1. Keluarnya
sesuatu dari dua lobang bawah yakni qubul (lobang kemaluan) dan dubur (lobang
pantat atau anus) baik yang berhadats kecil maupun berhadats besar (junub).
Hadats kecil yakni berak, kencing, kentut, madzi, wadi dan istihadlhah (darah
yang keluar terus menerus diluar waktu hadi atau nifas biasanya kekuningan,
dingin,cair (tidak kental)dan yang pasti bukan darah haid)
2. Tidur
nyenyak dalam keadaan berbaring, bila dalam keadaan duduk tidak apa-apa.
3. Menyentuh
kemaluan tanpa alas atau pembatas.
4. Hilang
akal , seperti gila, pingsan atau mabuk .
5. Bersentuhan
antara pria dan wanita yang bukan mahramnya.
IV.
Mandi
Mandi atau biasa disebut dengan mandi besar atau mandi Junub
adalah membasahi seluruh badan dengan air suci. Mandi junub wajib dilakukan apabila keluar
mani, selesai bersenggama, selesai haid atau nifas, baru masuk islam, sesudah
sadar dari pingsan atau gila, dan meninggal dunia.
Tata cara mandi Junub :
-
Niat mandi junub karena Allah semata dengan
tanpa dilisankan dan cukup membaca basmalah.
-
Mencuci kedua tangan .
-
Mencuci farji (kemaluan ) dengan tangan kiri
dengan tanah atau cukup digantikan dengan sabun mandi .
-
Berwudlu seperti wudlu untuk shalat.
-
Menyiramkan air ke kepala secara merata
(keramas) sambil menguceknya sampai dasar kulit kepala. Bagi wanita berambut
panjang jika kerepotan bias menggulungnya kemudian menyiramnya.
-
Menyiramkan air keseluruh tubuh atau badan
(mandi) sampai rata yang dimulai dari kanan kemudian kiri. Rasulullah
mengakhiri mandinya dengan mencuci kaki.
V.
Tayammum
Tayammum dilakukan sebagai pengganti wudlu dan mandi besar bila ada
halangan seperti sakit atau ketiadaan air untuk bersuci, misalnya musafir.
Tata cara tayammum :
-
Mengucap basmalah sambil meletakkan kedua
telapak tangan ditanah atau didinding kemudian meniup debu yang menempel di
kedua telapak tangan tersebut.
-
Mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah satu
kali, kemudian langsung mengusapkan ke tangan kanan lalu kiri cukup sampai
pergelangan telapak tangan masing - masing satu kali .
VI.
Hal-hal yang membatalkan tayammum
-
Semua hal yang membatalkan wudlu
-
Menemukan air suci sebelum mengerjakan shalat.
Jika menemukan air setelah bertayammum tapi belum shalat dia wajib berwudlu
dengan air.
-
Habis masa berlakunya, yakni satu tayammum untuk
satu shalat.
Shalat
Shalat berarti doa atau rahmat.
“ Sesungguhnya
do’amu itu (menjadikan) tentram jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. ” QS. Al-Tawbah/9:103.
Sedangkan dalam arti rahmat ,
“ Suatu ibadah
yang terdiri dari ucapan dan perbuatan tertentu yang dibuka dengan takbir dan
ditutup dengan salam. “ QS. Al-Ahzab/33:43.
Shalat
adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT yang perintahnya
langsung diterima Rasulullah saw pada malam Isra’-Mi’raj. QS. Al-Isra’/17:1.
Shalat
merupakan tiang agama. Sebagai tiang agama shalat harus selalu ditegakkan dalam
keadaan apapun dalam sakit, musafir atau perjalanan, bahkan saat perang. Untuk
itulah Allah SWT berfirman:
“ Peliharalah
segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Bedirilah karena Allah
(dalam shalatmu) dengan khusyu’. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka
shalatlah sambil berjalan atau
berkendaraan. Kemudian apabila kamu
telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” ( QS.
Al-Baqarah/2:238-239)
Shalat merupakan amalan yang
pertama kali dihisab pada hari kiamat. HHR. Al-Tirmidzi, al-Nasa’I, Ibn Majah,
Ahmad dan al-Thabrani), “ Yang pertama
kali dihisab (amalan) seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya…..”
VII.
Syarat Sahnya Shalat
1. Sudah
masuk waktu, Yang didahului dengan suara Adzan atau dengan jadwal waktu shalat
yang dibuat oleh para ahli hisab atau cukup dengan dugaan kuat.
2. Suci
dari najis dan hadats kecil dan besar dan dianjurkan memakai wangi wangian yang
tidak menyengat.
3. Menutup
aurat. Berpakaian yang baik dan rapi, serta menutup aurat setiap hendak shalat.
Batas aurat laki-laki yang wajib ditutupi adalah dari pusar sampai lutut. Aurat
perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangannya.
4. Menghadap
kearah Masjidil Haram. Jika dalam keadaan darurat seperti didalam kendaraan
dibolehkan shalt tidak mengahdap kiblat dengan syarat diusahakan lebih dahulu
untuk menghadap kiblat.
VIII.
Azan dan Iqamah
Azan adalah pemberitahuan tentang talah masuknya waktu
shalat fardlu dan ssekaligus seruan/ ajakan untuk mendirikan shalat dengan
lafal khusus. Azan pada waktu subuh, sunnah mengumandangkan azan dua kali yakni
sebelum terbit fajar (sebelum masuk waktu shalat subuh) dan pas masuk waktu
shalat Subuh. Bagi yang mendengarkan azan untuk membaca secara lirih mengikuti
bacaan azan muazin, kecuali pada ucapan : Hayya ‘ala sh-Shalah dan Hayya
‘alal-falah, yakni dengan mengucapkan : La Hawla wala quwwata illa billah. Selesai azan hendaknya muazin bershalawat
kepada Nabi saw.
Iqamah adalah lafal-lafal tertentu sebagai tanda bahwa
shalat akan segera didirikan.
IX.
Tata cara shalat Nabi saw.
1. Niat
di dalam hati ssecara ikhlas karena Allah semata.
2. Berdiri
sempurna menghadap kea rah qiblat bagi yang mampu berdiri. Jika dalam keadaan
tertentu tidak bias berdiri diperbolehkan duduk atau berbaring jika tidak bias
duduk.
3. Bertakbir
dengan mengucapkan Allahu Akbar atau biasa disebut takbiratul-ihram .
Tata caranya adalah 1) mengangkat kedua tangan sejajar
dengan telinga dan bahu sekaligus, sambil bertakbir. 2)Meletakkan tangan kanan
diatas punggung pergelangan dan lengan kiri dan mengencangkan keduanya di atas
dada. 3)Pandangan kearah tempat sujud, tidak boleh menutup mata, tidak boleh
menengadah ke atas dan tidak memalingkan pandangan ke kanan kiri. 4) Membaca
salah satu do’a iftitah
Doa Iftitah….
a. “
Allaahu akbar kabiiraaw wal hamdu lillaahi katsiraw wasub-haanallaahi bukrataw
wa ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal-ardha,
haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaati wanusukii wamah
yaaya wama maatii lillaahi rabbil ‘alaamiina. Laasyariika lahu wabidzaalika
umirtu wa ana minal muslimiina.”
b. “
Allaah-humma baa-’id bai-nii wa bai-na kha-thaa-yaa-ya kamaa baa-’ad-ta bai-nal
masy-riqi wal magh-rib. Allaah-humma naqqi-nii min khathaa-yaa-ya kamaa
yunaq-qats-tsaubul ab-ya-dlu minad danas. Allaah-hummagh-sil-nii min
khathaa-yaa-ya bil maa-i wats-tsalji wal barad. ” (HR. Bukhari dan Muslim)
c. “
Subhaana-kallaah-humma wa biham-dika wa tabaa-rakas-muka wa ta-’aa-laa jadduka
wa laa-ilaaha ghai-ruk. “(HR. Abu Daud dan dishahihkan Al Albani)
d. “
Allaahu akbar kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wa subhaa-nallaa-hi
buk-rataw wa ashii-laa. “(HR. Muslim)
e. “
Allaa-humma rabba jib-riila wa mii-kaa-iil wa israafiil. Faa-thiras samaa-waati
wal ardl. ‘aali-mal ghai-bi was syahaa-dah. Anta tahkumu bai-na ‘ibaa-dik
fii-maa kaa-nuu fiihi yakh-tali-fuun. Ihdi-nii limakh-tulifa fiihi minal haqqi
bi-idznik. Innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shiraa-tim mustaqiim. “ , doa
iftitah ini yang dibaca rasulullah saat shalat malam.
4. Membaca
Surat Al-Fatihah secara tartil (jelas dan perlahan) dengan sebelumnya bermohon
perlindungan dengan membaca ta’awwudz tanpa dikeraskan lalu membaca basmalah.
Setelah membaca Surat Al-Fatihah langsung membaca Amin. Dilanjutkan dengan
membaca surat atau kelompok ayat yang mudah dalam Al-Qur’an tanpa mengeraskan
basmalah.
5. Ruku’.
Angkat kedua tangan seperti takbiratul-ihram sambil bertakbir : Allahu Akbar
menuju ke posisi ruku’. Membungkukkan badan dengan kedua tangan pada kedua
lutut dalam keadaan menggenggam, sehingga siku sudut ruku’ diperkirakan 90
derajat bujur sangkar.
Bacaan saat Ruku’ :
”Sub hana rabbiyal’adhim” (3x) (”Mahasuci Tuhanku Yang
Mahaagung”) (Dibaca 3 kali)
atau
”Sub hana rabbiyal’adhimi wabihamdih” (3x) (”Mahasuci
dan Mahaagung Allah, segala puji bagiNya”)
atau
”Sub hanaka allahumma wabihamdika allahummagh firli”
(”Mahasuci Engkau wahai Thuhan dan dengan memujiMu ampunilah aku”)
6. I’tidal
setelah ruku’ yakni berdiri tegak (I’tidal) dengan sempurna dan tenang
(thuma’ninah). Dan membaca: ”Sami allahu liman hamidah” (Allah mendengar ornag
yang memujiNya”) (HR Bukhari & Muslim.
Setelah posisi berdiri tegak membaca doa : “ Rabbanaaa
lakal hamdu mil-as-samaawaati wa mil-al-ardhi wa mil-a maa syik-ta min syai-im
ba’du “(HR. Muslim dan Abu Awanah.
Posisi tangan tegak lurus tidak bersedekap di dada.
7. Bertakbir,
tanpa mengangkat tangan lalu posisi sujud.
Dalam posisi sujud membaca doa : pilih salah satu atau
dibaca bergantian pada saat shalat fardlu lainnya (subuh, duhur, ashar, maghrib
atau isya’) atau shalat sunnah lain.
·
Subhaana rabbiyal a’laa (3 kali)
·
Subhaana rabbiyal a’laa wa
bihamdih (3 kali)
·
Subbuuhun qudduusun rabbul
malaaikati war ruuh
·
Subhaa-nakallahumma rabbanaa wa
biham-dika allaahum-maghfil-lii
·
Allahummagh-fir-lii dzan-bii kullahuu,
diqqahuu, wa jullahuu, wa awwa-lahuu, wa aa-khirahuu, wa ‘alaa-niya-tahuu wa
sirrahuu
·
Allahumma laka sajad-tu, wa bika
aamantu, wa laka aslam-tu. Sajada wajhii lilladzii khala-qahuu, wa
shawwa-rahuu, wa syaqqa sam’ahuu wa basharahuu, tabaarakallahu ahsanul
khaaliqiin.
·
Subhaana dzil jabaruut, wal malakuut,
walkibriyaa, wal ‘adzamah.
Ada juga Doa sujud yang dibaca saat shalat malam :
·
Subhaanaka allahumma wa bihamdika laa ilaaha illa anta
·
Allahummagh-firlii maa asrar-tu wa maa a’lantu
·
Allahumma innii a-’uudzu bi ridhaa-ka min sakhatik, wa bi mu’aafatika min
‘uquubatik, wa a-’uudzu bika min-ka, laa uh-shii tsa-naa-an ‘alaika anta, kamaa
ats-naita ‘alaa nafsik.
Posisi sujud
dengan meletakkan kedua lutut lebih dahulu lalu kedua tangan, kemudian lejakkan
wajah (dahi dan hidung) menempel dilantai alas shalat. Mendahulukan meletakkan
lutut sebelum tangan saat sujud. Posisi sujud adalah menempelkan 7 tulang di
tanah. Dalama redaksi Muslim yang lain, abi saw memerintahkan supaya sujud
dengan menyertakan 7 anggota badan yaitu wajah (dahi dan hidung), kedua tangan,
kedua lutut, dan kedua kaki. Kedua siku tidak disebutkan yang menempel karena
akan meyerupai binatang dan melanggar hadis yang hanya menyebutkan 7 tulang
yang menempel ditanah. Saat sujud, hendaklah meletakkan kedua telapak tangan
sejajar dengan kedua telinganya dan wajahnya diletakkan diantara kedua telapak
tangannya. Kedua telapak kaki ditegakkan dimana jari-jemarinya dirapatkan dihadapkan
ke arah qiblat. Tidak menjadikan lengan sebagai alas atau tidak pula
menggenggam kedua tangannya, tapi menuntunkan agar mengangkat kedua siku dari
lantai. Merenggangkan keduanya dari ketiak dan lambungnya dan juga
merenggangkan kedua pahanya secukupnya, dan tidak menempelkan perut pada kedua
pahanya. Mengangkat pantatnya, namun tidak boleh berlebihan dengan menanjangkan
sujud hingga perutnya mendekati lantai. Posisi telapak kaki, ditegakkan dimana
ujung jari kedua kaki dihadapkan ke qiblat.
Cara sujud
perempuan menurut hadis Riwayat Dawud dalam Kitab al-Marasil (87/117) dari
Yazid bin Abi Habib bahwa Nabi saw pernah menyuruh seorang wanita untuk
merapatkan tangannya ke lambungnya. Amun hadis ini dinilai munaqathi’ (terputus
sanadnya) karena mursal.
Nabi saw
menganjurkan untuk memperbanyak doa saat sujud karena saat sujud adalah saat
seorang hamba dekat dengan Tuhannya dan inilah saat maqbul untuk berdoa.
Setelah itu
bangkit dari sujud sambil bertakbir menuju posisi duduk dimana posisi tangan
kanan diatas paha-lutut kanan dan tangan kiri diatas paha-lutut kiri. Dan
dilarang duduk dengan bertumpu pada tangan .
8.
Duduk tenang diantara dua sujud dan berdoa :
-
Rabbigh-fir lii, war hamnii, waj-bur nii, war-fa’-nii,
wah-di-nii, wa ‘aafi-nii, war-zuq-nii
-
Rabbigh-fir lii.., Rabbigh-fir lii..
9.
Lalu sujudlah untuk kedua kalinya dengan bertakbir dan
membaca doa sujud seperti sebelumnya.
10.
Ketika bangkit dari sujud kedua pada rakaat ganjil dan akan
berdiri pada rakaat genap, disunnahkan untuk duduk istirahat sejenak kemudian
baru berdiri dengan menekankan kedua telapak tangan ditanah lalu meletakkan
keduanya pada keduaa paha untuk berdiri dan langsung sedekap tanpa mengangkat
tangan. Selanjutnya kerjakan rakaat kedua, hanya saja tidak membaca doa
iftitah.
11.
Duduk. Setelah sujud pada rakaat kedua, maka dituntunkan
untuk duduk . Dalam posisi duduk tasyahhud awal maka posisi duduknya iftirasy
yakni duduk diatas bentangan kaki kiri sementara telapak kaki kanan ditegakkan
dengan jari kanan menghadap qiblat. Dan pada Tasyahhud akhir maka posisi
duduknya tawarruk yakni pangkal paha atas (pantat) yang kiri duduk bertumpu
pada lantai sedangkan posisi kanan sama dengan tahiyat awal. Didasarkan pada HR. Al-Bukhari bahwa ketika
Abu Humayd al-Sa’idi ra duduk bersama para sahabat, beliau berkata : “ Saya
lebih hapal dari kalian tentang shalat Rasulullah saw…. Dan apabila beliau
duduk pada rakaat kedua, beliau duduk diatas kaki kirinya dan menegakkan
(telapak kaki) kanannya, dan apabila duduk pada rakaat yang terakhir, beliau
memajukan kaki kirinya dan duduk bertumpu pada pantatnya. (HR. Al-Bukhari, Abu
Dawud, Ibn Khuzaymah, al-Bayhaqi dan Ibn Hibban)
12.
Pada saat Tahiyyat posisi jari tangan kiri terjulur diatas
tempurung lutut, sedangkan jari-jari tangan kanan dalam posisi mengepal kecuali
jari telunjuk yang menunjuk kearah qiblat untuk berdoa.
Bacaan Tahiyyat Awal : “ Attahiyatul
mubarakatus solawatut taiyibatu laillah. Assalamu'alaika aiyuhan nabiyu
warahmatullayhi wabarakatuh. Assalamu'alaina wa'la 'ibadillahis salihin.
Asyahadu alla illaha illallah. Wa'asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Allahumma
solli'ala Muhammad .”
Setelah membaca tahiyyatul awal
kembali berdiri dan dilanjutkan dengan rakaat ketiga dan diawali dengan takbir
sambil mengangkat tangan sejajar dengan bahu dan telinga, kemudian membaca
Al-Fatihah saja.
Pada Rakaat terakhir setelah membaca
tahiyyat akhir dan shalawat, dianjurkan berdoa dari 4 hal dengan membaca :
ALLÓHUMMA INNÍ A’ÚDZUBIKA MIN ‘ADZÁBIL QOBRI WAMIN ‘ADZÁBI
JAHANNAM, WAMIN FITNATIL MAHYÁ WA MAMÁTI WAMIN SYARRI FITNATIL MASHIHID DAJJÁL.
Artinya:“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari
siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta
dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”
Setelah itu
bacaalah doa pendek sekehendak hati atau seperti tuntunan Nabi saw kepada Bau
Bakar al-Shidiq
Bacaan Tahiyyat Akhir : “ Attahiyatul
mubarakatus solawatut taiyibatu laillah. Assalamu'alaika aiyuhan nabiyu
warahmatullayhi wabarakatuh. Assalamu'alaina wa'la 'ibadillahis salihin.
Asyahadu alla illaha illallah. Wa'asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Allahumma
solli'ala Muhammad wa'ala aliMuhammad. Kama sollaita'ala Ibrahim wa'ala
aliIbrahim. Wabarik 'ala Muhammad wa'ala aliMuhammad. Kama barakta 'ala Ibrahim
wa'ala aliIbrahim. Fil 'alamina innaka hamidummajid. “
Setelah membaca Tahiyyat Akhir, akhiri dengan dua salam.
Salam pertama diikuti dengan kepala menoleh ke kanan sampai pipimu terlihat dari belakang salam
kedua diikuti dengan kepala menoleh kekiri .